Visi
- Mensyiarkan dan menyebarkan Agama Islam yang kaffah
- Mencetak santri yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaqul karimah
- Mencetak santri yang berwawasan IPTEK dan berkepribadian IMTAQ
- Mencetak santri yang berwawasan kebangsaan, ke-Indonesiaan dan ke-NUan
Misi
- Melaksanakan ubudiyah secara totalitas dan konprehensif
- Melaksanakan pembelajaran berbasis kitab kuning
- Melaksanakan pendidikan formal dan informal di pondok pesantren
- Menerapkan aturan-aturan yang berbasis syari'ah islam
- Mengadakan diskusi, musyawarah, bahtsul masa'il kitab kuning
- Melaksanakan pelatihan - pelatihan dasar mengajar bagi santri senior (Ma'had Aly)
Biografi Singkat Kiai Abdullah

Kiai Abdullah berasal dari keluarga sederhana dan taat dalam menjalankan syari'at agama. Berada di lingkungan keluarga yang sangat religius, secara tidak langsung ikut membentuk karakter dan kepribadiannya. Pada bagian bab ini, akan membahas riwayat hidup Kiai Abdullah, mulai dari masa kecil, pendidikan, kepribadian hingga keagamaannya.
Kiai Abdullah lahir pada tanggal 12 November 1917 M./26 Muharram 1336 H. di Desa Pangarangan, yang jaraknya sekitar 2 KM dari pusat Kota Sumenep. Beliau lahir dari pasangan Husein bin Sholeh dan Aisyah binti Mustafa Baharun. Kiai Abdullah berasal dari keluarga yang sederhana dan sangat taat menjalankan perintah agama. Beliau adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Mereka adalah Mohammad Sholeh Wiryodiharjo, Halimah, Abdullah, Abdul Aziz dan Khatijah. Sejak lahir, Kiai Abdullah tinggal bersama saudara-saudaranya di Desa Pangarangan.
Kiai Abdullah lahir pada tanggal 12 November 1917 M./26 Muharram 1336 H. di Desa Pangarangan, yang jaraknya sekitar 2 KM dari pusat Kota Sumenep. Beliau lahir dari pasangan Husein bin Sholeh dan Aisyah binti Mustafa Baharun. Kiai Abdullah berasal dari keluarga yang sederhana dan sangat taat menjalankan perintah agama. Beliau adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Mereka adalah Mohammad Sholeh Wiryodiharjo, Halimah, Abdullah, Abdul Aziz dan Khatijah. Sejak lahir, Kiai Abdullah tinggal bersama saudara-saudaranya di Desa Pangarangan.
Sepeninggal kedua orang tuanya, Kiai Abdullah muda sangat dekat dengan kakak perempuannya yang bernama Halimah. Kedekatan keduanya tidak hanya terjalin sebatas antara kakak dan adik atau ikatan keluarga semata, namun keduanya juga banyak menghabiskan waktu bersama untuk memperdalam ilmu-ilmu agama yang diperoleh kiai Abdullah selama belajar kepada guru-gurunya. Bahkan teks- teks pidato Ny. Halimah yang membuatkan adalah Kiai Abdullah.
Kehidupan sehari-hari Kiai Abdullah sangat dekat dengan ilmu agama Islam, dan hal ini juga tidak lepas dari peran Ayah dan Ibunya yang telah membentuk kepribadian masa kecil kiai Abdullah. Peran dari kedua orang tua yang sholeh telah ikut menentukan sisi kepribadian dan kehidupan Kiai Abdullah. Kasih sayang dan bakti kiai Abdullah kepada kedua orang tuanya ikut diteladani oleh putra-putrinya. Keta'dziman Kiai Abdullah yang luar biasa kepada guru serta ketekunannya dalam menuntut ilmu, ikut membentuk kepribadian anak cucu beserta keturunannya yang 'alim, hingga menjadi tolok ukur karakter seorang santri, dan hal tersebut juga telah memberi nilai tersendiri terhadap corak keilmuan di pondok pesantren Mathali'ul Anwar, Pangarangan, Sumenep.
Ghirah dari sang pendiri tetap dijaga hingga saat ini, dilanjutkan oleh putranya yang bernama, Kiai Mohammad Sa'id Abdullah. Jauh hari sebelum Kiai Abdullah wafat di usianya yang ke- 67 tahun, tepatnya pada hari Sabtu, tanggal 29 Juni 1984 M/ 29 Ramadhan 1404 H. Kiai Abdullah sudah mempersiapkan Kiai Mohammad Sa'id sebagai penerus dan pengasuh Pondok pesantren Mathaliul Anwar.
Kiai Abdullah diangkat oleh gurunya, Kiai Miftahul Arifin, sebagai mudin (pembantu penghulu), sekitar tahun 1930. Kiai Abdullah menjalani pekerjaanya itu sambil morok (mengajar) para santrinya. Meskipun pada suatu masa, beliau harus pindah tugas dan menetap hingga masa jabatannya sebagai kepala KUA di kecamatan Kalianget selesai. Kiai Abdullah tercatat dalam jumlah masa kerja dari tanggal 12-04-1945 s/d tanggal 1-1-1969.
Sejarah
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar
Lahirnya pondok pesantren Mathali'ul Anwar bukanlah gejala responsif-sporadis, melainkan ciri umum, endegeniouse- edukatif. Pandangan umum dalam kehidupan masyarakat Indonesia, keberadaan pesantren dianggap dan diakui sebagai subkultur yang lahir dan berkembang seiring dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat global. Asketisme (paham kesufian) yang digunakan pesantren menjadi pilihan ideal bagi masyarakat yang tengah dilanda krisis kehidupan, sehingga pesantren dijadikan sebagai unit budaya dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Peranan seperti ini, menurut KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) disebut sebagai ciri utama pesantren sebuah subkultur.
Berawal, suatu ketika Kiai Abdullah bin Husein mendapat restu dan ijazah keilmuan dari guru-guru beliau yakni, Kiai Ajung dari Bangselok, Kiai Abu Sujak dari Kebun Agung, dan Kiai Miftahul Arifin dari Bangselok. Pada saat itu, usia Kiai Abdullah baru genap 18 tahun. Meski di usianya yang masih terbilang muda namun, Kiai Abdullah sudah siap secara keilmuan untuk menerima kedatangan beberapa santri yang ingin belajar dan nyantri kepadanya.
Sebelum bernama Mathali'ul Anwar, pesantren ini bernama Babus As-Salam (1935 M), yang berlokasi di Desa Pangarangan, Jl. Kartini, Gg. 06/ No. 04. Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep. Ketika masih bernama Babus As- Salam, kegiatan pendidikan setiap harinya dimulai setelah selesai salat Maghrib berjama'ah. Kemudian, anak-anak desa setempat membentuk lingkaran yang cukup renggang membagi dua kelompok antara santri laki-laki dengan santri perempuan. Proses belajar mengaji al-Qur'an kepada Kiai Abdullah dilakukan secara bergantian. Dilihat dari ciri dan bentuk bangunannya, Babus As-Salam lebih umum dikenal dalam sebutan surau, langgar atau langgher. Sebelum kemudian, ada tambahan pengajian berbasis kitabiyah, yang kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya pondok pesantren Mathali'ul Anwar seperti sekarang ini.
Pergantian nama dari Babu As-Salam, ke Mathali'ul Anwar terjadi pada awal tahun 1974 M. Tidak ada alasan yang jelas mengenai pergantian nama tersebut. Namun, pengambilan Mathali'ul Anwar sebagai nama baru pesantren, seiring dengan kesiapan dan kemantapan pendiri untuk mengembangkan sistem pendidikan di dalamnya, yang kian hari, juga semakin banyak orang-orang menyantrikan anak-anak mereka kepada Kiai Abdullah. Diantara beberapa santri yang belajar kepada beliau, usianya ada yang lebih tua dari Kiai Abdullah.
Sejarah berdirinya pondok pesantren Mathali'ul Anwar, secara langsung diprakarsai oleh Kiai Abdullah bin Husein bin Sholeh. Sejak berdiri tahun 1935, hingga pada masa perkembangannya antara 1962 sampai 1974, pesantren semakin dikenal luas oleh masyarakat Sumenep, tidak terkecuali nama Kiai Abdullah juga semakin masyhur. Lambat laun masyarakat banyak yang mendatangi Kiai Abdullah, meminta izin agar menerima anak-anak mereka sebagai santri beliau. Menurut Kiai Mohammad Husni Abdullah (putra kedua Kiai Abdullah), santri pertama Pondok Pesantren Mathali'ul Anwar berasal dari Desa Pagar Batu, Saronggi, Sumenep, yang kemudian disusul santri-santri lain yang berasal dari daerah Pulau Raas, Pulau Sapekken, dan Pulau Talango.
Pendidikan
Pendidikan Formal
SMP
- Kelas I
- Kelas II
- Kelas III
- Mengikuti pendidikan Informal
Pendidikan Formal
SMA
- Kelas I
- Kelas II
- Kelas III
- Mengikuti pendidikan Informal
Pendidikan Informal
Diniyah
- Isti'dadiyah
- I Awwaliyah
- II Awwaliyah
- III Awwaliyah
- I Wustha
- II Wustha
- III Wustha
Struktur Kepengurusan
No | Nama Lengkap | Jabatan |
---|---|---|
1 | KH. Abus Suyuf Ibnu Abdillah | Pengasuh |
2 | Gus Moh. Saifa Abidillah | Dewan Pengasuh I |
3 | Gus Moh. Saifa Ibadillah | Dewan Pengasuh II |
4 | Gus Moh. Saifa Abudillah | Dewan Pengasuh III |
5 | Ust. Moh. Shodiq | Penasehat |
6 | Ust. Asad Abdul Ghani | Ketua |
7 | Ust. Sauqi Fauzan Adhim | Sekretaris I |
8 | Ust. M. Ardian H.U | Sekretaris II |
9 | Ust. Fathor Rozi | Bendahara I |
10 | Ust. Imam Faruq | Pendidikan I |
11 | Ust. Khoidil Awwali | Pendidikan II |
12 | Ust. Moh. Anwar | Pendidikan III |
13 | Ust. Imam Ghazali | Pendidikan IV |
14 | Ust. Ahmad Sholahuddin | Keamanan I |
15 | Ust. Ahmad Zaidi | Keamanan II |
16 | Ust. A.Krisno Sanjaya | Keamanan III |
17 | Ust. Moh. Jailani | Kesehatan I |
18 | Ust. Khairul Musthafa | Kesehatan II |
19 | Ust. A. Junaidi | Dhalem Barat |
20 | Ust. Hermanto | Dhalem |
21 | Ust. Bambang Haryono | Dhalem Dhaje |
22 | Ust. M.Arif | Kesejahteraan I |
23 | Ust. Ach. Walid Khujairi | Kesejahteraan II |
24 | Ust. Khairul Amin | Kesejahteraan III |
25 | Ust. Khairul Anwar | Petugas Koperasi I |
26 | Ust. Ahmad Junaidi | Petugas Koperasi II |
27 | Ust. Abd. Roziq Al Humaidi | Perkeber I |
28 | Ust. Hermanto | Perkeber II |
29 | Ust. Zakariya Nur Roziqi | Perkeber III |
30 | Ust. Zizki Alif | Perkeber V |
Berita



Contact
Location:
Jl. Kartini VI/09 Desa Pangarangan Kec. Kota
Sumenep Kab Sumenep, Jawa Timur
69412